Kab Tangerang, Suarabantenpost.com
Solihin(34) seorang warga asal kecamatan kelapa dua kabupaten Tangerang dipulangkan oleh dinas sosial kekeluarganya usai sembuh dari perawatan, Solihin merupakan seorang bekas ODGJ yang usai sembuh dari Perawatan dan Rehabilitasi RSJ MM Kota Bogor, awal ia terdampar hingga ditemukan Satpol-PP Kota Bogor yang sedang melakukan penertiban (patroli/Razia), lanjut Dinas sosial kota Bogor memasukkannya ke RSJ.MM Bogor untuk dilakukan perawatan dan penyembuhan (Rehabilitasi). Usai dinyatakan sembuh oleh Pihak RSJ MM Bogor, Solihin kemudian dipulangkan oleh dinsos kota Bogor ke dinas sosial kabupaten Tangerang, Jum'at 17/02/2023.
Tak selang lama berada di kantor Dinas sosial kabupaten Tangerang, Solohin Kemudian lanjut akan dipulangkan kekeluarganya di Kecamatan kelapa dua kabupaten Tangerang.
Dindin SH, petugas Dinas sosial bidang Rehabsos kabupaten Tangerang menjelaskan kronologi bagaimana Solihin bisa berada di Bogor, inikan awalnya gangguan jiwa ya, gangguan mental ya, ga mungkin pergi dari rumah misal(Waras), kalau dibuang orangtua menurut saya tak mungkin lah, mungkin ini turun(keluar) dari rumah ya ( karena tak waras), ngga bisa balik lagi, karena kalau yang begini kan jalan terus, apalagi kalau masih punya ingatan ia bisa juga naik kereta atau angkutan, disana mungkin masuk kereta api kalau ngga jalan
Tapi misal gangguan jiwa udah parah ia akan jalan terus, jalan aja. mungkin sampai di Bogor, Di Bogor dia kena Razia, kalau kena razia gini ama pemda sana ya langsung direhab, karena pas saat razia tak mungkin kan ditanya, siapa namanya darimana, harus direhab dulu, habis rehab barulah ditanya darimana siapa,Setelah diketahui identitasnya oleh pihak DINAS kota Bogor barulah diantar ke dinsos Kabupaten Tangerang", ungkap Dindin.
Dalam keterangannya pihak dinsos kabupaten Tangerang akan berkoordinasi dengan pihak kecamatan, agar bisa dipanggil keluarganya untuk dilakukan penjemputan terhadap Solihin, agar Dinsos juga bisa menyerahkannya kekeluarga. Menurut Dindin, Solihin butuh pemulihan mental dari orangtuanya atau keluarga. Misal memberikannya perhatian lebih, tak membiarkannya sendiri, tak didiskriminasi dan keluarga sebisa mungkin harus bisa mengarahkannya jika orang(teman) lagi kumpul atau ramai diarahkan untuk ikut kumpul, sembari keluarga setiap bulan bisa membawa nya kepuskesmas untuk pemenuhan pengobatan lanjutan juga cek dan kontrol.
Hingga jika telah sembuh total (Normal), pihak keluarga diharapkan berkoordinasi dengan pihak kecamatan agar pihak kecamatan bisa memfasilitasi nya menuju dinas sosial untuk dilakukan pemberdayaan, dengan memberinya pelatihan kerja hingga bisa mandiri. Ungkap Dindin.
( Afan )
