![](https://1.bp.blogspot.com/-qVY-bn31TzY/XrFy5r66FDI/AAAAAAAAAI8/mHvV8tJA6188UvR5FeMPGET0IpbvxB4IgCLcBGAsYHQ/s1600/-kompas.jpg)
Suarabantenpost.com Jakarta Ada tiga dasar pemikiran dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk Kementerian Transmigrasi (Kementrans) dijadikan sebagai kementerian tersendiri, tidak dengan digabung dengan kementerian yang lain. Ungkapan demikian disampaikan Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi ketika mengawali sebagai pembicara dalam zoom meeting yang bertema ‘Reindustrialisasi Pertanian: Membangun Ketahanan Pangan dan Digital Talenta Dari Desa’, Jakarta, 5/2/2025.
Tiga hal tersebut adalah, pertama, untuk memperkuat dan mempererat tali kebangsaan karena membuktikan program trasmigrasi telah menyatukan wilayah NKRI.“
Distribusi penduduk dari tempat yang padat ke wilayah yang longgar sebagai salah satu langkah untuk menjaga keamanan wilayah negara”, ujar Viva Yoga.
Kedua, upaya mengetaskan kemiskinan dan dalam rangka untuk menegakan keadilan sosial. Disebut dalam program transmigrasi pemerintah memberikan lahan seluas 2 hektar are kepada transmigran ditambah dengan bangunan rumah dan jaminan hidup selama satu tahun. “Diharapkan tahun kedua, mereka dapat mandiri”, paparnya.
Ketiga, untuk mendukung terwujudnya swasembada pangan nasional. “Ini merupakan program prioritas pemerintah saat ini”, tutur Wakil Ketua Umum PAN itu.
Kementrans disebut mempunyai peran strategis terbukti sejak transmigrasi dilakukan pada tahun 1950, program ini telah melahirkan 1.567 desa, 466 kecamatan, 114 kabupetan/kota, dan 3 provinsi. “Dari 1.567 desa definitif secara administratif telah diserahkan kepada pemerintah daerah meski demikian dalam fungsi pemberdayaan masyarakat dan pengembangan ekonomi transmigran, Kementrans masih tetap berperan”, tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan dalam perjalanan waktu dan melihat data statistik menunjukan kawasan transmigrasi telah menjadi lumbung pangan nasional terutama sentra produksi beras. “Sangat tepat apabila Kementrans dihidupkan kembali sebagai satu kementerian tersendiri dalam rangka untuk menjawab tiga amanat presiden di atas”, paparnya. “Saya bedoa ke depan agar Kementerian ini tidak digabung dengan kementerian lainnya”, tambahnya.
Viva Yoga menyebut pembangunan transmigrasi mempunyai paradigma baru. “Paradigma ini meninggalkan paradigma lama”, ujarnya. Dijelaskan, dulu transmigrasi bersifat top down, sekarang bottom up. Dulu berorientasi jumlah penduduk yang dipindahkan, sekarang berorientasi untuk meningkatkan kesejahteraan. “Dulu merusak hutan dan lingkungan, sekarang aktivitas seperti itu tidak ada lagi sebab paradigma yang baru adalah pembangunan berkelanjutan dan pemberdayaan kawasan”, ujar alumni Pascasarjana UI itu.
Terkait tema dalam zoom meeting, ditegaskan oleh pria asal Lamongan, Jawa Timur, itu keberhasilan transmigrasi dalam mewujudkan swasembada pangan tidak akan terwujud tanpa pelibatan pentahelix, yakni pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat, dan media. Sedang digitalisasi juga merupakan elemen penting dalam aktualisasi model transmigrasi modern. “Inovasi merupakan suatu keharusan di tengah keterbatasan termasuk alokasi anggaran pemerintah”, ujarnya. “Dengan fokus kerja lintas sektor di dalam sentra-sentra pangan maka arah menuju swasembada pangan bukanlah mimpi namun kerja yang dapat dicapai”, tambah mantan anggota Komisi IV DPR itu.
Menurut Viva Yoga, swasembada pangan lebih dari ketahanan pangan di mana unsur kemandirian menjadi kunci dari upaya menciptakan swasembada pangan. Potensi luas wilayah Indonesia termasuk kekayaan sumber daya alam merupakan faktor penting dalam upaya menuju swasembada pangan.
Distribusi penduduk yang belum merata termasuk dalam kantong-kantong produksi swasembada pangan menurutnya membutuhkan intervensi pemerintah melalui Kementrans untuk melakukan penataan dan persebaran penduduk. “Inovasi transmigrasi yang berkesesuaian dengan program lintas sektor merupakan hal penting dalam rangka mewujudkan swamsebada pangan”, ujarnya.
Zoom meeting Bincang Gagasan yang dibuka mulai pukul 19.30 WIB yang diikuti oleh peserta dari berbagai daerah itu diadakan dalam rangka untuk memperingati Dies Natalis Ke-4 Universitas Insan Cita Indonesia (UICI). Selain Viva Yoga, hadir sebagai pembicara Menteri Koordinator Bidang Pangan Dr (HC) H. Zulkifli Hasan, SE., MM; dan Waki Menteri Desa Ir. H. Ahmad Riza Patria, MBA.(Red SBP)